Cherreads

Chapter 20 - BAB II.IX : The Beginning of a New Journey

Pagi hari menyapa dengan sinar mentari hangat yang menyelinap melalui celah jendela. Di dalam kamar penginapan, Blaze menggeliat perlahan, lalu berdiri dengan semangat.

"Hiyyyyaahhh... Enaknya bangun di pagi hari..." serunya sambil menghirup udara dalam-dalam. Matanya lalu tertuju pada gulungan tua yang diletakkan di meja. "Hmm...? Aku penasaran dengan peta ini…"

Ia mengambil gulungan itu dan membukanya. Namun ternyata, bukan peta biasa—melainkan gulungan yang memuat sembilan perintah untuk mengumpulkan sembilan relik kuno berbentuk Tresserect. Siapa pun yang berhasil mengumpulkan dan menggabungkannya, berhak mengajukan satu permintaan apa pun kepada relik tersebut.

"Uuuhhhh..... Ini menarik sekali! Aku ingin mencari pecahan relik-relik ini untuk membuat permintaan ku terwujud! Hahaha…" tawanya bergema nyaring di dalam kamar.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Gorgon Pvesoveus, sahabat sekaligus penghuni kamar sebelah, melangkah masuk dengan ekspresi terganggu.

"Hei!!! Blaze, kenapa kau sangat berisik!? Apalagi tertawa nyaring seperti itu!" omelnya.

Blaze cepat-cepat menyembunyikan gulungan ke belakang punggung. "Tidak, aku hanya... tertawa seperti biasa. Kau tahu kan, aku memang ceria," jawabnya sambil tertawa gugup.

Gorgon menyipitkan mata. "Apa yang kau sembunyikan di belakangmu?"

"Bukan apa-apa," kilah Blaze cepat.

"Kalau bukan apa-apa, tunjukkan."

Dengan cekatan, Blaze meraih buku yang ada di atas meja dan menggantikan gulungan itu. "Ini cuma buku, lihat saja!" katanya, tertawa lagi.

Meski masih curiga, Gorgon menghela napas dan menyerah. "Baiklah. Aku akan ke guild terdekat untuk mengambil misi. Jika ada prajurit dari negara Poseidon mencariku, bilang saja aku tidak di sini atau kau tidak mengenalku. Paham?"

"Iya, aku paham."

Begitu Gorgon pergi, Blaze kembali menatap gulungan dan membaca petunjuk pertama. "Relik pertama berada di dalam perut ular hitam, dengan jebakan mematikan. Ada bulu angsa, air mancur yang melelehkan besi, dan pertanyaan di dalamnya…"

"Ini seperti teka-teki…" gumam Blaze. "Ular apa yang punya bulu angsa dan air mancur yang melelehkan besi?"

Ia pun memutuskan untuk mencari jawabannya di perpustakaan kota. Hari demi hari berlalu. Blaze tinggal di sana selama seminggu penuh, menyelami halaman demi halaman buku, tidur di sela rak-rak, makan seadanya—semua demi memecahkan misteri itu.

Sampai akhirnya, seorang penjaga perpustakaan mendekatinya. "Permisi, Tuan. Apa Anda sedang mencari sesuatu? Saya bisa membantu."

"Benarkah!?" sahut Blaze bersemangat, sambil mengguncang bahu penjaga itu.

Penjaga itu tergagap. "I-Iya… Saya bisa bantu, kalau Anda berkenan."

"Aku sedang mencari arti dari teka-teki ini…" ujar Blaze, lalu menjelaskan isi gulungan. Penjaga itu terdiam sejenak, lalu bertanya dengan hati-hati, "Maaf Tuan, apakah Anda pernah mengenyam pendidikan sebelumnya?"

Blaze tertawa. "Tidak! Nenekku tidak mampu menyekolahkanku. Jadi, aku belajar sendiri."

Mendengar itu, sang penjaga merasa iba. Namun, ia tak menunjukkan perasaannya dan mulai menjelaskan, "Teka-teki itu… sepertinya bukan tentang ular sungguhan. Tempat yang dimaksud kemungkinan adalah sebuah goa. Tempat yang cocok untuk memasang jebakan, menyembunyikan relik, dan… menguji siapa pun yang mencoba mencurinya."

"Jadi relik pertama ada di dalam sebuah goa…" bisik Blaze. Ia berterima kasih dan bersiap pergi.

"Tunggu! Tempat itu bisa sangat berbahaya!" seru penjaga itu.

"Tidak ada yang berbahaya… jika sudah berhadapan denganku," kata Blaze percaya diri, lalu melangkah pergi.

Di perjalanan, ia merenung. "Ular" itu hanyalah kiasan dari goa. "Bulu angsa" adalah jebakan panah. "Air mancur yang melelehkan besi" adalah semburan lahar panas. Dan pertanyaan di dalamnya… mungkin semacam ujian, atau teka-teki terakhir.

Dan ia tahu—di negaranya, di Padang Pasir Ra, ada sebuah goa yang ditakuti semua orang. Banyak yang masuk ke sana, tapi tidak pernah kembali. Tempat itu telah menjadi legenda… dan kini, menjadi tujuan Blaze.

More Chapters