Langkah mereka menjejak tanah lembap Hutan Hitam, tempat di mana siang terasa seperti senja, dan bayangan tampak hidup. Kabut tipis menari di antara pepohonan bengkok, dan suara-suara aneh menggema tanpa asal.
> [Zona Memasuki: Hutan Hitam – Kelas Bahaya B+]
Efek: Distorsi Jiwa Minor | Skill Deteksi Terbatas | Aura Bayangan Aktif
"Jejak Raka masih segar," ucap Arkana, mengaktifkan sistem pelacak jiwanya.
Layla menatap sekeliling, gelisah. "Tempat ini… membuatku pusing. Seperti bisikan terus masuk ke kepala."
Rendi mengangguk. "Aku juga dengar. Tapi kita harus terus maju."
Mereka terus berjalan. Tiba-tiba, tanah bergetar. Dari semak hitam, muncul Phantom Serigala Jiwa—makhluk setengah roh dengan taring hitam pekat dan mata merah menyala.
Empat ekor sekaligus.
> [Musuh: Phantom Soulwolf – Lv. 5]
Kemampuan: Serangan Psikis, Menghilang Sementara, Serangan Serempak
"Formasi segitiga!" teriak Rendi.
Arkana langsung melompat maju, tombaknya berkilat, menahan satu serigala dengan tebasan berputar. Layla memanggil pilar cahaya suci, menciptakan dinding sihir pelindung di sisi kanan.
Rendi? Dia melindungi sisi terbuka Layla, meninju serigala yang menyelinap dari kabut.
> [Skill Aktif: Jiwa Penjaga Lv.1]
Efek: Layla menerima 0 damage | Rendi menerima 40%
Darah menetes dari bahunya, tapi dia tetap berdiri.
"Jangan ganggu dia saat sedang casting," desisnya pada monster terakhir yang mencoba masuk.
Pertarungan berlangsung brutal. Layla kehabisan energi sihir setelah melepaskan Meteor Light, dan Arkana terluka ringan di kaki. Rendi pun mulai goyah.
Salah satu serigala menyerang dari belakang—menuju Layla.
Dan saat itu—
> [Peringatan: Deteksi Aktivitas Jiwa Asing]
[Musuh Baru Teridentifikasi: Bayangan Pemikat – Lv. 6]
Kabut membuka jalan bagi makhluk wanita berjubah hitam dengan rambut ungu panjang. Matanya memancarkan godaan aneh, aura jiwanya seperti pusaran.
"Rendi… kamu capek, kan? Biarkan aku yang menyembuhkanmu... dengan tidur selamanya."
Serangan ilusi jiwa menyerangnya secara mental.
Rendi jatuh berlutut.
> [Status: Jiwa Terkunci – 50%]
[Emosi Tertahan Terpicu – Rasa Bersalah, Marah, dan Kesepian]
Tapi saat pikirannya mulai tenggelam, ia melihat dua sosok:
Layla—berusaha bangkit dan menyeret tubuhnya mendekat.
Arkana—berteriak sambil melemparkan tombaknya langsung ke jantung makhluk itu.
Tombak itu menembus tubuh si makhluk wanita, dan Layla menahan Rendi.
"Bangun... aku belum selesai bersamamu."
Rendi membuka mata. Cahaya merah dari matanya berubah menjadi putih lembut.
> [Skill Baru Terbuka: Ledakan Jiwa Lv.1]
Efek: Ledakan area berdasarkan emosi terpendam
Skala: 5 meter | Damage 180% | Menghapus Ilusi dan Penguncian Jiwa
BOOM!
Kabut menghilang. Serigala-serigala menghilang menjadi abu. Dan makhluk bayangan itu meledak menjadi serpihan hitam.
Hutan kembali sunyi.
Rendi terengah-engah, tapi kali ini… dia tersenyum kecil.
Layla memeluknya. "Jangan pernah mati sendirian."
Arkana datang mendekat, meletakkan tangan di pundaknya. "Kau makin berbahaya... dan aku suka itu."
Rendi menatap keduanya. Mungkin ini bukan cuma pertempuran fisik. Tapi juga… pertempuran hati.
Dan di kejauhan, seseorang mengawasi mereka dari atas pohon tinggi.
Raka.
Ia tersenyum gelap.
> "Bagus, Rendi. Teruslah berkembang… sampai kau bisa kugunakan sepenuhnya."