Saat Itu, Saat Aku Saling Menatap Dengan Leviathan, Tiba-tiba Saja Leviathan Memancarkan Cahaya Emas.
Sial Ini Sangatlah Silau.
Beberapa Saat Setelahnya, Cahaya Tersebut Menghilang.
Lucius (Dengan Panik): "Apakah Kau Baik-baik Saja Leviathan."
Dari Cahaya Tersebut Yang Berangsur-angsur Menghilang Bukannya Leviathan Yang Saya Temukan Tapi Malah Gadis Cantik.
Gadis Di Depanku Memiliki Rambut Panjang, berwarna biru tua dengan gradasi lebih terang, dan memiliki sepasang sirip di sisi kepala. Dua Mata Besar dan berwarna biru muda.
Memiliki Ekspresi Wajah Yang terlihat ramah dan tenang dengan sedikit senyuman.
Tunggu, Tunggu-tunggu, Sialan Dia Sedang Telanjang, Aku Tidak Tahu Siapa Dia Tapi Teman-temanku Sedang Menuju Kesini.
Leviathan (Tersenyum Anggun): "Apakah Ada Yang Salah, Lucius?"
Lucius (Kaget): "Ehh, Apa, Tunggu Dulu Jangan-jangan Kamu."
Leviathan (Tersenyum Lebar): "Benar, Aku Leviathan."
Lucius (Terkejut, Dalam Hati): "Hahhh, Dia Leviathan, Tidak Mungkin Naga Keren Sepertinya Ternyata Seorang Gadis Cantik Sepertinya, Tunggu Ini Bukan Waktunya Aku Harus Membuat Dia Mengenakan Pakaian."
Lucius (Panik): "Hmm, Leviathan Bisakah Kamu Berpakaian Terlebih Dahulu."
Leviathan (Tersenyum): "Tidak, Aku Tidak Memiliki Manusia."
Lucius (Dalam Hati Kaget, Dan Menyadari Sesuatu): "Ohh Iya Benar Dia kan Naga Tidak Mungkin Memiliki Pakaian, Tapi Kenapa Dia Tenang Saja Waktu Tubuh Telanjangnya Di Lihat Pria Yah"
----
Dari Jauh Velanesa Dan Serviel Sedang Berenang Menuju Tempat Lucius Berada.
Velanesa (Cemberut, Jengkel): "Kenapa Kamu Malah Ikut Sialan."
Serviel (Tersenyum): "Tentu Saja Karena Aku Ingin Bertemu Lucius"
Velanesa (Jengkel): "Dia Itu Punyaku, Kau Tidak Boleh Merebutnya."
Serviel (Tersenyum): "Fufufu, Sejak Kapan Dia Punyamu."
Mereka Akhirnya Bertengkar, Mereka Saat Ini Menggunakan Balon Air Yang Membuat Mereka Dapat Berenang Di Air Tanpa Harus Terkena Airnya.
Lalu Saat Mereka Sudah Sampai.
Velanesa (Memanggil Lucius): "Lucius."
Serviel (Memanggil Lucius): "Lucius."
Dengan Waktu Yang Sama Mereka Memanggil Nama Lucius.
Tapi Yang Mereka Temukan Di Sana Bukan Hanya Lucius, Namun Di Depan Lucius Terdapat Gadis Cantik Yang Telanjang.
Mereka Berdua Kaget Dan Tidak Percaya.
----
Lucius Yang Sedang Berbicara Dengan Leviathan, Mulai Merinding.
Dia Tahu Bahwa Teman-temannya Sudah Melihatnya, Dan Juga Melihat Leviathan.
Lalu Lucius Menoleh Ke Sampingnya Dan Di Sana Terlihat Velanesa Yang Berekspresi Marah, Dan Serviel Yang Berekspresi Terkejut.
Velanesa (Dengan Marah): "Lucius, Apa Yang Kau Lakukan."
Tiba-tiba Saja Lautan Mulai Berguncang Dan Laut Terbelah Hingga Ke Dasarnya, Saat Itu Lautan Mulai Menelan Lucius.
Tapi Leviathan Mulai Menjentikkan Jarinya, Seketika Kejadian Tersebut Kembali Ke Keadaan Semula.
Velanesa (Dengan Marah): "Lucius, Siapa Gadis Itu."
Lucius (Panik): "Velanesa, Dan Serviel, Aku Bisa Jelaskan Hal Ini."
Velanesa (Tersenyum, Seolah-olah Kemarahan Tadi Hanyalah Ilusi): "Hahhh, Kalau Kamu Bisa Menjelaskan Hal Itu Aku Akan Memaafkanmu."
Serviel (Tersenyum, Dan Mengangguk): "Seperti Yang Di Katakan Velanesa."
----
Saat Itu Aku Sedang Duduk, Dan Menunduk Kepada Velanesa Dan Serviel.
Dan Leviathan Sedang Duduk Di Sampingku Tanpa Mengatakan Apapun.
Velanesa (Dengan Sedikit Marah): "Jadi Seperti Itu Ya, Hmm, Baiklah."
Lucius (Tersenyum Bahagia): "Nah, Itu Akhirnya Kalian Mengerti, Sudah Kubilang Dia Itu Naga Yang Aku Kalahin."
Velanesa (Tersenyum): "Baiklah Aku Akan..."
Saat Itu Aku Berharap Untuk Dia Mempercayaiku, Ya Itu Emang Kenyataan, Aku Tidak Bohong Sama Sekali.
Velanesa (Senyumannya Berubah Ke Kemarahan): "Tidak Akan Percaya, Mustahil Bagimu Untuk Mengalahkan Seekor Naga, Apa Kamu Tidak Tahu Hahh, Naga Itu Makhluk Kuno Yang Bayinya Saja Sudah Bisa Menghancurkan Planet Besar Dengan Mudahnya."
Leviathan (Menatap Bosan): "Kalian..."
Semuanya Menatap Leviathan
Leviathan (Dengan Pelan): "Aku Itu Emang Naga, Dan Aku Di Kalahkan Oleh Lucius, Kalian Seharusnya Sudah Melihat Siripku Bukan, Jadi Ini Bukanlah Kebohongan, Kenapa Kalian Malah Memarahi Lucius, Padahal Dia Tidak Salah Apa-apa, Jika Saja Lucius Tidak Mengalahkanku, Pasti Aku Sudah Meratakan Alam Semesta Ini."
Serviel (Tersenyum): "Benar Juga Ya, Velanesa, Bukankah Kita Seharusnya Bersyukur Karena Lucius Tidak Mati."
Velanesa (Jengkel): "Hahh, Baiklah, Lakukan Sesukamu."
Lucius (Tersenyum, Kembali Bersemangat): "Fiuhh, Akhirnya Kamu Memaafkanku Velanesa."
Aku Segera Memegang Telapak Tangan Velanesa.
Velanesa (Terkejut, Dengan Sedikit Malu): "Ehh, Apa Yang Kamu Lakukan."
Lucius (Tersenyum): "Tidak Aku Tidak Melakukan Apapun."
Velanesa (Dengan Malu): "Tolong Hentikanlah."
Serviel (Menatap Mereka Berdua): "Sudah, Hentikan Kalian Berdua, Kenapa Kalian Malah bermesraan!!"
Velanesa (Membalikkan Badan Dan Menghadap Hutan Di Depannya, Dengan Ekspresi Malu): "...."
Saat Itu Kami Sedang Berada Di Sebuah Pulau, Karena Kami Tadi Ada di dekat pulau ini makanya kami datang kesini.
-----
Namaku Leviathan, Aku Dari Dulu Pada Triliunan Tahun Lalu, Aku Sangat Sombong Dan Sangat Memandang Rendah Semua Ras Bahkan Ras Ku Sendiri.
Aku Terlahir Sudah Menjadi Lebih Kuat Dari Semua Ras di Kerajaan Naga.
Tidak Ada Yang Bisa Mengalahkanku, Bahkan Waktu Aku Menggunakan Satu Persen Kekuatanku.
Sampai Suatu Ketika, Disebuah Danau, Saat Aku Sedang Mandi, Aku Melihat Empat Makhluk Yang Tidak Aku Kenal, Di Alam Semesta Ini.
Aeron (Tersenyum): "Columbina, Citlali, Aroron, Sepertinya Danau Ini Bagus, Mari Kita Memancing."
Aroron (Dengan Semangat): "Baiklah, Ayo Aeron, Kita Berlatih Tanding Disini."
Citlali (Memukul Kepala Aroron): "Tidak, Kita Ini Kesini Itu Ingin Memancing, Bantulah Aeron Memancing, Jangan Hanya Mengganggunya."
Aroron (Marah, Dan Jengkel): "Hahh, Dasar Nenek Tua, Bukannya Aku Mengajaknya Berlatih Itu Membuatnya Tidak Lupa Cara Bertarung."
Columbina (Tersenyum Tipis, Sambil Matanya Tetap Tertutup): "Kalian Ini, Hentikanlah, Jangan Bertengkar Seperti Anak Kecil."
Leviathan (Dalam Hati): "Hahhh, Jadi Mereka Berempat Yang Mendatangi Wilayahku Hahh, Lemah."
Saat Itu, Aku Mulai Berenang Dan Semakin Mendekati Orang Yang Dipanggil Aeron, Dan Saat Aku Sudah Dekat.
Aku Segera Menyerangnya Dengan Gigitanku.
Namun Dia Berhasil Menghindarinya.
Citlali (Terkejut): "Hahh, Makhluk Apa Itu."
Aroron (Kagum): "Wow, Bukankah Dia Naga Air."
Aeron (Tersenyum, Dengan Sopan): "Sepertinya Anda Bersemangat Sekali Ingin Membunuh Kami Ya, Tuan Naga, Apakah Anda Pikir Bisa Mengalahkan Kami"
Leviathan (Dalam Hati): "Hahh, Makhluk Rendahan Yang Beruntung Bisa Menghindarinya Sudah Sombong Duluan, Akan Kehancuran Dirimu."
Columbina (Tetap Menutup Matanya, Tersenyum): "Dia Imut Juga Ya."
Aeron (Tersenyum): "Apakah, Kamu Berpikir Ingin Menjadikannya Peliharaanmu."
Columbina (Mengangguk): "...."
Aeron (Maju Ke Hadapan Leviathan): "Kau Namamu Siapa. Aku Tahu Kau Bisa Berbicara Bukan."
Leviathan (Dengan Suara Menggema): "MANUSIA SEGERALAH TINGGALKAN WILAYAHKU, JIKA TIDAK INGIN MATI."
Aeron (Tersenyum): "Hehh, Kalau Kami Tetap Ingin Disini Maka Kau Akan Melakukan Apa Hahh."
Leviathan (Dengan Suara Menggema): "AKAN KUBUNUH."
Setelahnya Muncul Tombak Air Ungu, Raksasa Yang Jumlahnya Tak Terhitung.
Lalu Seluruh Tombak Air Ungu Tersebut Mulai Meluncur Ke Arah Aeron Berdiri.
Aeron Segera Menghindarinya Dengan Mudah.
Aeron (Tersenyum): "Ini Terlalu Mudah, Kalau Begitu Biar Aku Kalahkan Kamu, Hanya Menggunakan Satu Jari."
Leviathan (Menatap Aeron Seperti Menatap Mangsa Lemah, Di Dalam Hati): "Hmm, Sombong."
Saat Itu Aeron Tiba-tiba Dalam Nol Detik Sudah Ada Di Depannya, Dan Saat Itu Leviathan Ditendang Olehnya, Dan Leviathan Terpental Sampai Keluar Planet.
Saat Sudah Diluar Planet Leviathan Segera Membalikkan Realitas Bahwa Langit Adalah Lautan.
Saat Itu Dia Kembali Dapat Berenang Di Luar Angkasa, Saat Itu Dia Berenang Mendekati Aeron.
Namun Aeron Dalam Sekejap Sudah Tepat Ada Di Belakangnya, Aeron Segera Menggunakan Selentikan Pelan Ke Tubuh Leviathan. Dan Saat Itu Leviathan Terpental, Kembali Ke Dunianya.
Saat Itu Dunia Tersebut Mulai Retak, Retakkan Ada Di Mana-mana.
Aeron Segera Muncul Di Bawah Leviathan, dan segera Menggunakan Selentikannya lagi lalu Leviathan Mulai terpental ke luar tata surya.
Aeron Segera berada di samping Leviathan Yang Masih terombang-ambing di luar angkasa.
Aeron (Tersenyum): "Aku Baru Menggunakan Tendangan Dan Selentikan."
Aeron Mulai Menendang Leviathan.
Saat Itu Leviathan Sudah Sangat Tidak Kuat Menahan Tendangannya.
Leviathan Lalu Terpental Kembali Ke Dunianya, Dan Saat Itu Dunia Tersebut Mulai Hancur, Yang Tersisa Hanyalah Puing-puing Dan Beberapa Makhluk Yang Masih Hidup Namun Segera Mati Diluar Angkasa.
Leviathan (Dalam Hati): "Baiklah Kuakui Kau Kuat Namun, Aku Akan Serius."
Leviathan Yang Masih Terombang-ambing Mulai Memancarkan Aura Ungu, Biru Dan Emas.
Lalu Tiba-tiba Saja Leviathan Sudah Ada Di Belakang Aeron.
Leviathan Langsung Menerjang Aeron.
Saat Itu Aeron Terpental, Sampai Aeron Menghancurkan Planet, Dan Bintang Akibat Dirinya Terpental Dari Serangan Leviathan.
Sudah Ada Ratusan Bintang Dan Planet Yang Hancur.
Aeron (Tersenyum): "Hohh, kau Sudah Serius Ya, Kalau Begitu Terimalah Ini."
Aeron (Tersenyum): "LUO ALTOSR"
DOOM, DOOM
Saat Itu Aeron Meninju Leviathan, Dan Leviathan Terpental Hingga Keluar Galaksi, Leviathan Terus Terpental Hingga Menghancurkan Jutaan Hingga Miliaran Galaksi.
Leviathan Juga Tidak Mau Kalah, Dia Segera Menyemburkan Nafas Air Yang Dapat Menghancurkan Alam Semesta.
Leviathan (Dengan Serius): "NUCLEAR AQUA CANNON."
DOOM!!!.
Segera Setelah Itu Semua Galaksi Mulai Hancur, Sudah Googolpex Galaksi Yang Dihancurkan.
Saat Itu Semburannya Mulai Membesar.
Aeron (Tersenyum): "Ini Bagus."
DOOM!!!.
Segalanya Bergetar.
Dan Meledak.
Apa Yang Tersisa Dari Ledakan Tersebut Adalah Puing-puing Bekas Alam Semesta Tersebut.
Selebihnya Telah Hancur Total.
Aeron Masih Melayang Di Luar Angkasa Menatap Ke Atasnya Yaitu Leviathan.
Leviathan Menatap Kebawah, Seperti Melihat Serangga Menyebalkan.
Leviathan (Dalam Hati): "Sungguh Menyebalkan Kau Serangga."
Aeron (Tersenyum Tipis): "Skakmat."
Leviathan (Dalam Hati): "Apa..."
DOOM!!!.
Saat Itu Pandangan Leviathan Menjadi Buram Dan Berangsur-angsur Menghilang Dan Menjadi Gelap.
----
Columbina (Sambil Mengobati Leviathan, Dan Tersenyum): "Kamu Mengalahkannya dengan Apa."
Aeron (Hanya Tersenyum Tipis): "Hanya Menggunakan Rezhialont..."
Columbina (Sedikit Marah): "Sudah Kuduga, Ini Liat Aeron, Racun Ditubuhnya Sulit Dihilangkan."
Citlali (Tersenyum): "Sudah Kubilang Bukan Soal Penyembuhan Tinggal Serahkan Saja Padaku."
Columbina (Menggeram): "Baiklah, Tidak Ada Pilihan..."
Saat Itu Citlali Mulai Menyembuhkan Leviathan.
Sementara Aeron Sedang Berbincang-bincang Dengan Aroron.
----
Pada Malam Hari Yang Sunyi, Aeron Dan Rombongannya Pergi Ke Alam Semesta Lain Setelah Alam Semesta Naga Sudah Di Hancurkan.
Leviathan (Dalam Hati): "Hahhh, Apa Ini Gelap Sekali."
Citlali (Tersenyum Puas): "Columbina, Lihat Dia Sudah Sadarkan Diri."
Columbina (Tersenyum): "Benarkah."
Leviathan (Dalam Hati): "Hahh Apa Yang Dia Lakukan, Aku Ini Naga Terkuat Loh, Hahh."
Leviathan Merasa Terganggu Dengan Tingkah Columbina Yang Mengelus-elus Tubuhnya, Namun Dia Juga Sedikit Merasa Nyaman.
Leviathan (Dalam Hati): "Oh, Iya Aku Kan Dikalahkan Oleh Orang Yang Dipanggil Aeron Yah, Yah Biarlah, Gadis Ini Mengelusnya Dengan Benar, Hahhh, Lembut Sekali Tangannya."
Malam Itu Kami Menghabiskan Malam Itu Dengan Tenang, Walau Diriku Hanya Berdiam Diri Dan Tidak Mengatakan Apapun.
---
Tujuh Megiliun Tahun Setelahnya.
Aku Mendengar Kabar Kematian Aeron Azmaveth Setelah Kemenangannya Melawan Tak Terbatas Primordial, Dewa-dewi, Abyss, Dan Monarch.
Namun Aku Tahu Bahwa Aeron Azmaveth Tidak Akan Mati Begitu Saja, Pasti Dia Telah Bereinkarnasi.
----
Tiga Juta Tahun Kemudian.
Saat Aku Sedang Tertidur, Aku Merasakan Gelombang Energi Yang tidak Biasa Di Lautan.
Saat Itu Aku Terbangun, dan Menemukan Anak Manusia yang sedang mengapung di lautan.
Aku Segera Menyapanya, Namun Dia Tiba-tiba Saja Menantangku Bertarung.
Saat Itu Aku Belum Menyadari Bahwa Anak Laki-laki Tersebut Adalah Aeron Azmaveth.
Saat Itu Aku Tahu Bahwa Aku Akan Kalah, Saat Itu Aku Mendengar Anak Laki-laki Tersebut Mengatakan Hal Yang Tidak Aku Duga.
Lucius (Dengan Sombong): "Ingatlah Leviathan Bahwa Dirimu Adalah Peliharaanku."
Apa Bu-bukankah, Nama Itu, Kenapa, Kenapa Di Zaman Sekarang Masih Ada Yang Mengingatnya, Jangan-jangan Dia.
Leviathan (Tercengang, dan Kaget): "Leviathan, Tidak Mungkin, Tidak Mungkin Ada Yang Masih Mengingat Nama Itu... Jangan, jangan-jangan Anda."
Saat Itu Anak Laki-laki Tersebut Mengatakan Hal Yang Tidak Sempat Aku Dengar, Lalu Saat Itu Aku Pun Tiada.
----
Kami Berempat Sedang Melihat-lihat Pulau Tersebut, Setelah Beberapa Saat Setelah Aku Selesai Di Marahi Oleh Velanesa.
Oh Iya, Leviathan Sekarang Juga Sudah Memakai Pakaian, Dia Memakai Pakaian Yang Rapi Terlihat Seperti Pelayan Profesional.
Lucius (Tersenyum): "Pulau Ini Menarik, Velanesa Bisakah Kamu Dan Serviel Memberitahu Semuanya Soal Pulau Ini."
Velanesa (Cemberut): "Hmm, Baiklah"
Serviel (Mengangguk): "Ayo."
---
Setelah Mereka Pergi Aku Mulai Melihat-lihat Pulau Tersebut Dengan Leviathan.
Lucius (Menatap Leviathan): "Apakah Ada Yang Salah Leviathan."
Leviathan (Merasakan Sesuatu): "Aku Merasakan Sesuatu Seakan-akan Semua Jiwa Orang Yang Mati, Telah Terbawa Kesini."
Lucius (Terkejut): "Apa, Jangan-jangan Pulau Ini!!"
Leviathan (Terkejut): "Apakah Ada Masalah."
Lucius (Tersenyum): "Tidak Ini Bukan Apa-apa, Tapi Mungkin Ini Tempat Yang Pas Untuk Latihan, Hehehe."
Leviathan (Merinding): "Jika Kamu Sudah Mengatakan Itu Pasti Kamu Sedang Merencanakan Sesuatu Yang Mengerikan?"
Saat Kami Sedang Berjalan-jalan, Kami Melihat Sebuah Gua.
Lucius (Dalam Hati): "Sudah Kuduga Ini Jalan Menuju Dunia Bawah."
Aku Dan Leviathan Mencoba Masuk Kedalam Gua Tersebut.
Lucius (Tersenyum): "Leviathan, Tolong Keluarlah Dan Tunggu Sampai Velanesa Dan Lainnya Sampai, Dan Tolong Bilang Kepada Mereka Bahwa Aku Akan Pergi Sebentar."
Leviathan (Tersenyum): "Baiklah, Apakah Kamu Mau Masuk Kedalam."
Lucius (Tersenyum Tipis): "Benar."
Lalu Kami Pun Berpisah Aku Segera Pergi Kedalam Gua Tersebut, Dalam Ini Adalah Gua Yang Sangat Dalam.
Setelah Sampai Di Ujung Gua Tersebut Aku Melihat Sebuah Tempat Yang Sangat Mengerikan, Dimana Terdapat Mayat Dimana-mana Dan Terdapat Lahar Dimana-mana.
Lucius (Tersenyum Puas, Dan Tertawa): "Hehahaha, Inikah Dunia Bawah Hyzolea, Bagus Aku Sudah Merencanakan Untuk Mencarinya Untuk Latihan, Tak Kusangka Aku Menemukannya Semudah Ini, Ahahahaha"
Setelahnya Aku Segera Memandangi Dunia Bawah Hyzolea, Aku Segera Memasukinya Dan Melihat-lihat Sekitar.
Lucius (Tersenyum Tipis): "Mulai Hari Ini Tim Kami Akan Menggemparkan Seisi Nerlword"
-----
— To be continued