Cherreads

Chapter 9 - Langkah Pertama di Arena batu Dingin

Li Shen berdiri tegak di depan gerbang besar yang terbuat dari batu hitam pekat, dihiasi dengan ukiran runik yang bersinar redup di bawah cahaya rembulan. Gerbang itu membawa aura kekuatan yang menakutkan, memberi kesan bahwa apa yang ada di dalamnya bukan tempat untuk orang lemah. Ini adalah Arena Batu Dingin, arena terkenal di seluruh dunia kultivasi yang diikuti oleh ribuan peserta dari berbagai kalangan.

Sistem memberitahunya bahwa musuh yang akan dihadapinya memiliki kekuatan lebih besar dari dirinya. Sekarang, dengan persiapan yang minim dan teknik 'iris sayur' sebagai andalannya, Li Shen hanya bisa berharap bahwa apa yang dia pelajari sejauh ini akan cukup untuk bertahan hidup.

Potensi musuh: 68% lebih kuat dari levelmu…

Nersiaplah, Li Shen. Tidak ada ruang untuk gagal.

Dia meraih tangannya, menggenggam pedang pendek yang baru dia temui beberapa hari lalu. Senjata itu bukanlah senjata kuat, tetapi sepertinya akan cukup untuk melindungi dirinya dari musuh yang jauh lebih kuat. Li Shen merasakan Qi dalam tubuhnya mulai bergerak, lebih lancar dan lebih kuat daripada sebelumnya. Dengan sistem yang terus memberinya saran dan peringatan, dia merasa sedikit lebih tenang, meskipun dalam hatinya tetap ada keraguan.

“Tidak ada yang bisa menghentikanku sekarang,” gumamnya pada dirinya sendiri, berusaha meyakinkan hatinya.

Gerbang besar itu terbuka perlahan, dan Li Shen melangkah masuk, menyusuri jalanan yang dipenuhi debu dan batu tajam. Arena Batu Dingin bukanlah tempat yang ramah. Di sepanjang jalur menuju arena utama, dia bisa melihat beberapa petarung yang tengah berlatih dengan serius, sementara yang lainnya duduk menunggu giliran mereka. Di kejauhan, Li Shen melihat beberapa sosok tinggi besar, beberapa dengan aura yang mengerikan, sedang berlatih dengan teknik-teknik kultivasi yang mematikan.

Li Shen mencoba menenangkan dirinya. Meskipun dia baru di dunia ini dan tidak tahu banyak, satu hal yang dia ketahui pasti: dunia kultivasi ini tidak untuk orang yang takut. Jika dia ingin bertahan, dia harus mengalahkan rasa takut itu dan terus maju.

Akhirnya, dia tiba di arena utama. Di tengah arena, terdapat batu besar yang menjulang tinggi, tempat para petarung akan bertarung sampai titik darah penghabisan. Di sisi lain, sesosok pria dengan jubah ungu berdiri tegak, mengawasi semua orang yang masuk. Pria itu terlihat seperti seorang wasit, meskipun aura kekuatannya menunjukkan bahwa dia bukanlah orang sembarangan.

Li Shen berjalan ke tempat yang sudah disediakan untuknya. Wajahnya masih tegang, namun ia mengingat kata-kata dari pria tua yang pernah dia temui beberapa waktu lalu: Kekuatan datang dari pemahaman diri sendiri.

Sebuah suara keras terdengar dari pengeras suara, memecah keheningan.

Peserta Li Shen, maju ke arena!

Li Shen menarik napas dalam-dalam, mengingatkan dirinya bahwa dia tidak datang ke sini untuk mati. Dia maju dengan langkah pasti, menuju arena tempat pertarungan akan dimulai.

Di tengah arena, seorang lawan yang terlihat seperti seorang pria muda dengan rambut hitam pekat dan tubuh kekar berdiri menunggu. Matanya penuh rasa percaya diri menandakan bahwa dia sudah terbiasa dengan pertempuran semacam ini.

“Li Shen, aku tak akan membiarkanmu mudah menang,” kata pria itu dengan suara dingin, matanya menatap penuh tantangan. Aku adalah Wu Yang, dan aku tidak akan main-main denganmu.

Li Shen memusatkan Qi-nya, merasakan setiap aliran energi yang bergerak di dalam tubuhnya. Meski dia tidak tahu teknik apapun yang lebih canggih selain ‘iris sayur’, dia tahu bahwa teknik ini cukup untuk bertahan. Apa yang dia butuhkan hanyalah sedikit keberanian untuk maju, sedikit lebih cepat daripada yang lain.

Kekuatan tidak datang dengan mudah. Tapi dengan tekad, aku akan mencapainya.

Pertarungan dimulai. Wu Yang maju dengan kecepatan luar biasa, dan Li Shen menghindar dengan gesit, berusaha mengukur gerakan lawannya. Tak seperti yang dia duga, Wu Yang tidak menggunakan teknik besar yang mengerikan, melainkan serangan-serangan cepat dan presisi, yang cukup untuk membuat siapa saja kewalahan.

Namun, Li Shen bisa merasakan bahwa serangan itu bisa dia tangkal jika dia menggunakan teknik iris sayur dengan lebih terampil. Saat Wu Yang melancarkan serangan berikutnya, Li Shen dengan sigap memutar tubuhnya dan mengalihkan serangan itu ke sisi lain.

Kecepatan Li Shen membuat Wu Yang terkejut, namun pria itu segera mengubah strateginya. Dia melancarkan serangan balik, menggunakan tekniknya yang lebih agresif dan penuh kekuatan.

Li Shen tahu, ini adalah ujian pertama yang akan menentukan jalan hidupnya di dunia kultivasi. Dia tidak bisa kalah. Dengan sekali lagi memfokuskan Qi-nya, dia mengalihkan serangan Wu Yang dan membalas dengan teknik 'iris sayur' yang telah dia kuasai.

Di luar dugaan, serangan itu berhasil tepat sasaran, membuat Wu Yang terhuyung mundur. Ternyata, meski tampaknya teknik itu sederhana, dengan sedikit fokus dan pengendalian Qi, itu bisa menjadi senjata yang sangat efektif.

Aku bisa melakukannya.Li Shen berpikir dengan penuh keyakinan, ketika Wu Yang terjatuh ke tanah, tidak mampu melanjutkan perlawanan.

Suasana arena berubah menjadi hening sejenak, dan semua orang yang menyaksikan terkejut melihat Li Shen, seorang pemula yang tidak memiliki pengalaman, berhasil mengalahkan Wu Yang yang terkenal kuat.

More Chapters